Kamis, 09 Juli 2009

BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN KELAHIRAN ANAK YANG TERBAIK DENGAN SEDIKIT UANG, BAHKAN TANPA UANG

BAGAIMANA MEMPERSIAPKAN KELAHIRAN ANAK YANG TERBAIK DENGAN SEDIKIT UANG, BAHKAN TANPA UANG

I. Latar belakang

Sejak tahun 1998 ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, semua pondasi perekonomian bangsa kita mengalami kehancuran, angka pemutusan hubungan kerja meningkat tajam, dan angka pengangguran meningkat. Sedangkan angkatan muda yang baru menyelesaikan pendidikannya tidak dapat bekerja karena lapangan kerja tidak ada. Keadaan ini menyebabkan tingkat kesejahteraan rakyat menurun, yang diikuti oleh menurunnya kemampuan daya beli masyarakat. Akibat terbatasnya kemampuan daya beli, masyarakat tidak bisa memilih pelayanan kesehatan yang layak apalagi yang terbaik bagi dirinya. Kemudian pemerintah mencari solusinya dengan membuat program bantuan kesehatan untuk orang miskin (“tidak mampu”). Ada tiga program yang telah diluncurkan yaitu; 1. Askin, 2. Jankesmas, 3. Jansoskesmas.

Program yang pertama adalah program askin. Program yang pertama ini sangat baik, karena semua masyarakat tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Bahkan mendapatkan jenis pelayanan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan masyarakat golongan menengah (askes,jamsostek), karena pemerintah sudah menganggarkan dana yang besar. Tetapi kalau kita jeli ada apa sebenarnya dibalik program ini? Menurut Kwik Gian Gie program ini tak lebih program untuk menenangkan rakyat untuk menutupi permasalahan keuangan negara yang sudah sangat berat. Dana ini sudah disediakan dan harus habis.Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, program pemerintah yang sangat baik ini didera oleh berbagai penyelewengan. Setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan program ini, Menkes memutuskan bahwa program askin ini tidak efektif bahkan menyuburkan korupsi. Selanjutnya pemerintah merubah kebijakannya dengan meluncurkan program pengganti yang dikenal dengan Jankesmas. Pada program ini semua rakyat tidak mampu standar kesehatannya disamakan dengan program askes. Masyarakat dianggap mengikuti program askes, sebenarnya dana pemerintah tadi dititipkan keaskes. Askes berhak mengelola dana pemerintah ini kemudian membayar biaya pertanggungan kesehatan rakyat sesuai dengan standarnya. Mulai dari titik ini kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat mulai turun. Program ini tidak sempat berlangsung lama, karena pada dasarnya negara kita sedang mengalami kesulitan keuangan. Ironisnya tidak lama kemudian dunia dihantam oleh krisis keuangan global. Belum sempat rakyat bernafas lega sudah didera krisis berikutnya yang lebih hebat. Secara fundamental ekonomi memang negara kita adalah salah satu dari tiga negara yang angka pertumbuhannya masih tetap positif. Tetapi apalah artinya angka pertumbuhan ekonominya yang positif kalau kenyataannya kesejahteraan dan tingkat kemampuan daya beli rakyat makin menurun. Dimana dunia usaha mengalami kelesuan. Akibat keuangan negara yang makin payah (pertumbuhan ekonomi positif, rasio hutang negara makin membumbung) maka pemerintah meluncurkan program pengganti yang dikenal dengan jansoskesmas. Ada apa dengan negaraku tercinta ini? Karena pemerintah tidak jujur (tidak punya uang) dan selalu ditutup-tutupi (janji-janji politik saja). Pada program ini karena pertanggungan dananya sangat kecil menyebabkan kualitas pelayanan juga semakin turun. Pemerintah tetap berpikir bahwa mereka berhasil. Apa artinya berhasil tetapi kualitas pelayanannya jauh dari “layak”. Seolah-olah rakyat meminta belas kasihan negara untuk membantunya, ironis sekali! Ini negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam, tetapi sangat miskin, apalagi dibandingkan negara tetangga yang notabene sumber daya alamnya jauh lebih sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Ada apa dengan bangsaku?

Kita tahu bangsa ini adalah bangsa yang besar, hebat dan sejarah membuktikannya. Bangsa ini banyak memiliki orang pintar dan kaya?! Tetapi mengapa kita tetap selalu tidak mampu? Karena kita selalu mengharap belas kasihan dari negara, tidak pernah menjadi masyarakat yang mandiri. Alasan lain, karena kita belum bisa mandiri, konsumtif dan mempunyai kemampuan keuangan rendah. Jadi mengapa kita tidak mandiri saja tanpa mengharap belas kasihan negara. Tuhan sudah mengatakan bahwa serendah-rendahnya pekerjaan adalah menadahkan tangan. Mengapa kita jadi pengemis? Lebih baik kita menjadi proaktif dan meningkatkan intelegensi finansial kita. Sepertinya kata-kata ini sangat sulit! Sulit dilakukan dan hanya mudah disebut saja. Mengapa harus capek-capek? Sulit untuk memulainya apalagi melakukannya. Alasannya karena mindset (pola pikir) kita masih belum berubah. Pola pikir kita masih pola pikir orang miskin.Bagaimana kita bisa mampu apalagi kaya kalau pola pikir kita masih memakai pola pikir orang miskin.

Robert T Kiyosaki membagi dua kelompok manusia berdasarkan pola pikirnya, yaitu pola pikir orang miskin dan pola pikir orang kaya:

1. Pola pikir orang miskin antara lain; mementingkan status sosial (pangkat,gelar,jabatan), mengutamakan pemasukan aktif, malas, konsumtif, tergantung orang lain, hutang jelek, tidak punya kendali keuangan, belanja liabilitas (kewajiban), uang adalah sumber masalah, belajar lambat (sekolahan), sedangkan

2. Pola pikir orang kaya antara lain; tidak mementingkan status sosial, mengutamakan pemasukan pasif, ulet, produktif, mandiri, hutang baik, punya kendali keuangan, belanja asset, banyak uang bisa memecahkan masalah,belajar cepat (seminar,workshop).

Mengapa kita tetap miskin dan tidak mampu? Karena tetap memakai pola pikir orang miskin dan hal ini memang tidak diajarkan di sekolah kita. Jadi jangan heran kalau kita selalu konsumtif, berhutang, kredit. Jadi selama kita tetap memakai pola pikir orang miskin, kita tetap jadi orang miskin.

Berdasarkan tingkat ekonominya orang dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Miskin

2. Tampak kaya

3. Kaya sebenarnya

Kenyataannya banyak orang yang kelihatannya miskin itu sebenarnya kaya, ironisnya orang yang tampaknya kaya ternyata sebenarnya miskin, dan orang kaya itu ternyata benar-benar kaya (tetapi dengan cara yang baik-baik). Jadi apa itu orang miskin dan apa itu orang kaya? Orang kaya adalah orang yang mempunyai selisih positif antara pemasukan dan pengeluarannya, sedangkan orang miskin adalah orang yang selisih pemasukan dan pengeluarannya selalu negatif.

1. Orang miskin = pemasukan - pengeluaran = negatif (tekor)

2. Orang kaya = pemasukan - pengeluaran = positif (surplus)

Jadi kaya miskinnya seseorang tidak dilihat dari besarnya penghasilannya (pemasukan). Selama pengeluaran kita lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya kita tetap miskin!!!. Sekarang dimana posisi anda? Kita dapat mengoreksi diri kita masing-masing, kita termasuk kelompok yang mana. Selain itu tingkat kekayaan seseorang diukur dari seberapa lama kita dapat bertahan hidup dengan standar gaya hidup yang sama, bila kita tidak lagi bekerja (berapa hari, berapa bulan,berapa tahun). Maksudnya kalau besok kita berhenti bekerja dan tidak bekerja lagi berapa lama kita bisa bertahan hidup dengan standar gaya hidup yang sama. Tetapi tidak termasuk bila besok kita tidak bekerja lagi kita tetap hidup tapi standar hidupnya jauh turun. Contoh tadinya dia bisa hidup dengan naik BMW sekarang naik sepeda. Sehingga mulai sekarang kita jangan tertipu lagi dengan penampilan seseorang. Didalam kehidupan kita sehari-hari kita lebih sering menemukan orang-orang yang tampak kaya dan sedikit orang kaya yang sesungguhnya. Karena orang yang sesungguhnya kaya biasanya tidak mau menonjolkan dirinya, sederhana, hidupnya simple, punya waktu luang yang banyak dan suka berderma. Ironisnya dinegara ini banyak orang yang menjadi kaya dengan cara merugikan dan menyakiti orang lain. Dimata pemerintah, sialnya orang yang tampak kaya justru kena pajak paling besar. Selain itu biaya hidup yang harus dikeluarkan agar tampak kaya itu besar sekali dan menguras tenaga. Dalam keseharian orang yang tampak kaya banyak kita jumpai di Mall dan pesta-pesta, mereka ingin dikatakan kaya tetapi sebenarnya miskin. Apakah kita ingin seperti itu? Sebenarnya dari lubuk hati yang dalam setiap orang tidak mau miskin dan semuanya ingin hidup kaya, makmur dan sejahtera.

Sekarang mengapa kita tidak segera berubah!!!. Berubah dari pola pikir orang miskin ke pola pikir orang kaya. Sebagian besar orang menyadari hal ini dan tahu tentang ini,tetapi mereka tetap tidak berubah. Ada yang sudah berubah, tetapi tetap kembali ke pola pikir orang miskin. Mengapa???. Karena sebagian besar masih berpikir sulit, saya tidak mampu, susah, tidak punya waktu, yang lebih parah adalah malas. Ada yang lebih celaka lagi yaitu dari awal sudah tidak niat untuk berubah. Pada dasarnya otak manusia dibagi menjadi dua sisi yang bertentangan. Satu sisi menyukai kesenangan dan menghindari kesengsaraan, sedangkan sisi lainnya memiliki kemampuan untuk menghadapi kesengsaraan atau kesulitan. Tetapi secara lahiriah manusia dilahirkan dengan dominasi bagian otak yang cenderung menghindari kesulitan. Itulah alasannya mengapa orang sulit untuk berubah. Hal ini dikenal dengan istilah mental block. Untuk berubah memang dibutuhkan tekad yang kuat dan kesungguhan. Ketika kita mengatakan sesuatu itu sulit, susah,tidak mampu, maka hampir 100% kita tidak akan pernah bergerak, tetap ditempat. Tetapi bila kita mengatakan saya bisa, mudah, mampu maka bagian otak yang mempunyai kemampuan mengatasi kesulitan langsung bekerja. 1001 jalan keluar langsung keluar dari pikiran kita. Membuat pikiran kita akan selalu aktif,terbuka dan kreatif. Ide-ide akan muncul silih berganti tanpa kita sadari mencari cara baru untuk mengatasi segala tantangan dan kesulitan yang kita hadapi. Bahkan pada suatu waktu ketika merenung, kita tidak percaya bahwa kita bisa melakukannya padahal tidak terpikirkan sebelumnya. Hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri kita,sehingga membuat kita lebih fokus pada solusi dan bukan mencari beribu alasan untuk pembenaran ketidakmampuan kita. Jadi kesimpulannya kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita berpikir bahwa diri kita adalah orang tidak mampu, miskin, malas, kita tidak salah. Maka jadilah kita seperti yang dipikirkan. Tetapi jika kita berpikir bahwa kita mampu, bisa kaya, bisa ulet, kita juga benar. Jadi pilihan ada ditangan kita sendiri. Pada dasarnya kita semuanya mampu,karena kita telah diberikan anugerah oleh Tuhan yang sangat besar dibandingkan hewan yaitu kemampuan untuk berpikir. Hewan saja bisa bertahan dan mengatasi kesulitan, mengapa kita tidak? Mengapa kita tidak mau berpikir dan selalu mengatakan tidak bisa, tidak mampu? Padahal kemampuan berpikir tidak bayar alias gratis.

Akibat krisis ekonomi segala barang dan jasa menjadi relatif mahal. Biaya kesehatan mahal, obat tak terjangkau, biaya tindakan medis tinggi. Hal ini sejalan dengan menurunnya kemampuan daya beli masyarakat. Menurunnya kemampuan daya beli masyarakat menyebabkan masyarakat tidak mempunyai daya tawar dan kendali terhadap keuangan mereka. Sehingga mereka tidak mempunyai pilihan. Mereka tidak mempunyai pilihan untuk menentukan jenis pelayanan kesehatan yang terbaik menurut ukuran mereka. Pada saat ini semua pelayanan kesehatan yang terbaik dianggap sudah terlalu mahal dan tak terjangkau. Kenyataannya apabila kita mau melongok kenegara tetangga, tarif pelayanan kesehatan kita masih jauh lebih murah, bila kita bandingkan dengan India saja kita masih relatif lebih murah. Apa yang salah? Jawabannya memang karena kemampuan daya beli kita yang sangat rendah, sehingga semuanya menjadi mahal. Apabila tingkat daya beli kita tinggi dan kontrol keuangan ada ditangan kita, harga bukanlah suatu masalah. Kita bisa memilih jenis pelayanan kesehatan yang terbaik bagi kita.

Pada saat ini setiap orang mendambakan jenis pelayanan persalinan yang murah, servis memuaskan dan standar pelayanannya yang terbaik. Kenyataannya untuk layanan persalinan yang paling baik, di atas rata-rata biasanya tarifnya mahal (relatif). Sedangkan yang gratis biasanya servis tak memuaskan, tempat tak layak, kadang-kadang masih mengeluarkan biaya tambahan. Mana yang kita pilih yang terbaik atau yang dibawah standar? Itu terserah anda.

Menurut jenis pembiayaannya, ada tiga sumber pembiayaan kesehatan:

1. Gratis (belas kasihan negara)

2. Asuransi otomatis:

a. Pemerintah : askes,jamsostek

b. Swasta : tanggungan perusahaan

3. Mandiri

Bila kita mengharapkan belas kasihan negara, kita tidak mempunyai kemampuan untuk memilih. Semuanya sudah ditetapkan dan kontrol ditangan pemerintah. Kita menerima saja semua pelayanan yang diberikan tanpa pertimbangan fasilitas dan kualitas pelayanannya. Kita tidak bisa protes atau meminta kualitas yang lebih baik. Mau yang terbaik kok gratis!!!. Sudah gratis kok banyak protes. Dibidang ekonomi sudah terkenal suatu pameo “ ada rupa ada harga” jadi kalau gratisan ya terima apa adanya. Disini kita pada posisi yang terlemah, tidak mempunyai nilai tawar. Ironisnya dilapangan banyak orang yang sebenarnya cukup mampu tapi demi gratisan, dia mau mengorbankan harga dirinya dan mau dikatakan tidak mampu padahal itu bukan haknya, dan biasanya yang paling banyak protes dan komplainnya.

Yang nomor dua adalah asuransi otomatis, bisa dari pemerintah ataupun tanggungan perusahaan. Apapun namanya kita tetap tidak punya pilihan, karena kontrol tidak ditangan kita sendiri. Pada jenis asuransi otomatis perjanjian (deal) terjadi antara perusahaan asuransi dengan negara atau perusahaan. Disini pelanggan tidak pernah diajak negoisasi masalah tarif dan coverage asuransinya (kelas, plafon, jenis layanan,tempat rujukan,dll).Semuanya sudah diputuskan dan kita otomatis sudah memiliki polis asuransinya. Jadi kita tetap tidak punya nilai tawar. Di lapangan sering terjadi kesalahpahaman antara peserta dan tempat pelayanan. Mulai masalah jenis layanan, kelas layanan, sampai tarif layanan. Apalagi bila sipeserta diminta untuk menambah biaya kekurangan atas fasilitas kesehatan yang telah diberikan. Sipeserta akan protes bahwa mereka sudah bayar atau sudah dipotong gajinya setiap bulan kok masih bayar. Ketika sipeserta ingin naik ke kelas yang lebih tinggi yang lebih layak sesuai dengan gaya hidupnya (klas I,VIP) selisih bayarnya terlalu besar, sepertinya pertanggungan asuransinya tidak ada apa-apanya. Sebenarnya bila peserta asuransi naik ke kelas yang lebih tinggi (klas I, VIP) konsekuensinya asuransinya hangus karena perjanjian asuransinya hanya menjamin sesuai dengan kelasnya dan dia harus bayar penuh.Tetapi di lapangan bila rumah sakit tidak mengakomodir keinginan pasien ini, dia akan kehilangan pasiennya. Sehingga rumah sakit mengeluarkan kebijakan selisih bayar atas kekurangannya. Namun uang pertanggungan asuransinya tetap tidak ada apa-apanya. Selain itu pertanggungan asuransi dalam kehamilan tidak selalu sama antar sesama asuransi. Untuk askes pertanggungannya hanya sampai anak kedua, anak ketiga dianggap swasta murni. Untuk jamsostek tergantung perjanjian antara pihak jamsostek dan perusahaannya. Ada yang bisa mengcover kehamilan dan persalinan, dan ada yang hanya menanggung biaya rawat jalan saja, sedangkan biaya persalinan tidak. Pada jenis asuransi swasta biasanya tidak mau mengcover biaya kehamilan dan persalinan. Karena prinsip kerja asuransi adalah untuk proteksi (antisipasi) terhadap penyakit yang mungkin akan terjadi. Kehamilan sendiri dari sudut pandang asuransi adalah bukan penyakit dan keadaan ini terjadi karena disengaja. Jadi secara prinsip asuransi akan rugi bila menanggung biaya kehamilan dan persalinan. Kalaupun ada asuransi yang mau, biasanya premi asuransinya mahal sekali karena dia (asuransi) akan menanggung biayanya dan itu sudah diperhitungkan dengan matang. Sampai hari ini rasanya mana ada perusahaan asuransi yang mau rugi! Keuntungan asuransi didapat bila tidak ada klaim. Semakin sedikit klaim, maka keuntungan yang didapatnya akan semakin besar (pameo: kadang-kadang klaimnya dipersulit). Makanya diperlukan pengetahuan dan pertimbangan yang pintar dalam memilih jenis asuransi. Dilapangan biasanya kita ditawari dengan jenis asuransi yang dapat mengcover 100 jenis penyakit!!!. Kalau kita jeli apakah penyakit-penyakit itu kemungkinan peluangnya besar terjadi pada kita?. Jadi alangkah bodohnya bila ada perusahaan asuransi mau menanggung penyakit yang sudah pasti timbul (klaim 100%), kalaupun ada itu sudah pasti telah dipertimbangkan kemungkinan profitnya masak-masak. Jadi belilah asuransi pada saat kita tidak butuh, karena kalau kita beli sewaktu kita butuh biasanya tidak ada yang mau kalaupun ada pasti preminya mahal sekali. Sehingga kalau ada seorang ibu hamil dengan perut besar datang ke kantor perusahaan asuransi dan mengajukan permohonan untuk beli polis asuransi apa yang terjadi??? Ada tiga kemungkinan, pertama dianggap orang tidak waras, kedua 100% ditolak, dan ketiga diterima tetapi dengan premi yang sangat mahal apalagi bila kemungkinan besar anaknya dilahirkan dengan operasi sesar. Kabar terakhir dari media bahwa pada saat ini sudah ada asuransi yang mau menanggung biaya persalinan tetapi preminya mahal. Didalam asuransi ternyata dikenal juga istilah ada harga ada rupa (Kontan press). Nah lo!.

Yang ketiga adalah murni mandiri. Bila kita mandiri artinya uang ada ditangan kita. Semua kontrol kendali ada ditangan kita. Ketika uang ada ditangan, kita mempunyai nilai tawar dan daya beli. Sehingga kita mempunyai kebebasan bisa memilih jenis kualitas layanan yang sesuai dengan standar hidup yang diinginkan. Ataupun bisa membeli polis asuransi yang jelas sesuai dengan standar yang diinginkan bukan seperti membeli kucing dalam karung. Timbul pertanyaan tapi kan ini membutuhkan uang yang banyak, sulit, tidak mampu. Terserah pada diri kita apa mau bebas, nyaman atau ditentukan oleh orang lain yang tidak sesuai dengan keinginan dan tidak nyaman. Kembali lagi ke pola pikir kita, bila kita merasa sulit dan tidak mampu maka jadilah kita seperti yang kita pikirkan tetapi bila kita berpikir tidak sulit dan mampu maka beribu jalan akan terbuka tanpa kita sadari dan tidak terpikirkan sebelumnya. Pernahkah kita membayangkan sebuah pakaian bagus atau telepon genggam yang terpajang dietalase toko. Kemudian kita terbayang-bayang terus bila memakainya sehingga timbul motivasi untuk mendapatkannya. Padahal kalau dipikirkan sebenarnya penghasilan kita tidak mencukupi atau bahkan jauh dari mencukupi untuk membelinya.Tetapi apa yang terjadi mungkin dua bulan kemudian pakaian atau telepon genggam itu sudah ada dirumah kita (dibeli). Ajaib, padahal pada awalnya kita merasa tidak mampu. Kalau untuk untuk sebuah pakaian apalagi sebuah telepon genggam saja kita bisa, dan mengapa untuk kelahiran anak kita tidak bisa memberikan yang terbaik. Sedangkan anak adalah investasi kita dimasa depan dan anak itu tiada harga bandingannya. Ironisnya, hewan saja yang notabene lebih rendah dari manusia selalu mencari tempat yang terbaik untuk kelahiran anaknya. Mengapa kita tidak bisa? Tidak ada alasan yang tepat untuk pembenarannya. Semuanya masuk akal. Demikian juga untuk pembiayaan kelahiran anak kita. Beli pakaian atau telepon genggam model terbaru harga Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 kadang-kadang bahkan sampai empat jutaan saja terjangkau, malahan punya dua. Kalau dijual kembali harganya langsung turun (rugi). Jadi mengapa untuk kelahiran anak kita harus hitung-hitungan? Hal ini sering terjadi. Contoh ada seorang calon bapak mengeluh biaya persalinan anaknya terlalu mahal dan dia merasa tidak mampu, sedangkan dalam waktu yang sama dia memakai telepon genggam terbaru seharga tiga-empat jutaan dan berpakaian cukup mahal. Apalagi bila kelahiran anaknya harus dengan operasi sesar dia langsung jatuh bangkrut, bingung mengambil keputusan. Bukannya dia takut istrinya dioperasi melainkan dia takut mendengar besar biaya operasinya. Dia tidak pernah siap untuk pembiayaan kelahiran anaknya sesuai dengan standar hidupnya apalagi sampai keskenario kelahiran yang terburuk. Jadi ketika kita memutuskan untuk mandiri dan mau yang terbaik untuk anak dan istri kita, otak kita langsung berpikir keras dan jalan terbuka lebar. Apalagi kehamilan itu butuh waktu sembilan bulan, dan itu waktu yang cukup panjang. Pada saat ini untuk biaya persalinan normal di bidan dan rumah bersalin berkitar Rp.400.000-Rp.1.500.000, sedangkan dirumah sakit bervariasi mulai Rp.2.000.000-Rp.5.000.000. Sedangkan untuk tindakan operasi sesar antara Rp.6.000.000-Rp.15.000.000. Besarnya biaya ini tergantung dari tingkat standar gaya hidup dan besarnya penghasilan masing-masing individu.

Ada empat cara sederhana untuk mempersiapkan kelahiran yang terbaik menurut standar hidup kita masing-masing. Tetapi untuk menjalankannya harus konsisten dengan tiga hal;

1. Diasumsikan tetap hidup dengan gaya hidup seperti sebelumnya.

2. Menunda kesenangan.

3. Buka rekening tabungan khusus dan fokus

Keempat cara ini antara lain:

1. Atur pengeluaran anda

2. Ubah kebiasaan anda

3. Pengelolaan keuangan keluarga yang benar

4. Menambah penghasilan

1. ATUR PENGELUARAN ANDA !!!

Disini ada tiga sumber keuangan potensial yang dapat anda jumpai. Yang pertama biasanya orang selama kehamilan akan melakukan pemeriksaan kehamilannya. Untuk melakukan pemeriksaan dipilih yang terbaik dan mahal. Biasanya sewaktu pemeriksaan hamil siibu disarankan periksa tiap minggu dalam 7 bulan pertama, tiap 2 minggu sampai kehamilan 36 minggu dan tiap minggu sampai 40 minggu (total 14 kali). Hal ini sudah baku baik dibidan maupun spesialis kebidanan. Bila kita kalkulasi dengan tarif standar bidan maka dibutuhkan biaya Rp.420.000 (Rp. 30.000 X 14), sedangkan spesialis antara Rp.1.050.000-Rp. 1.400.000 (Rp.75.000-Rp.100.000 X 14). Semuanya ini tanpa obat atau suplemen. Untuk pengeluaran obat dan suplemen dibidan sekitar Rp. 160.000 (Rp.15.000X14),sedangkan spesialis sekitar Rp. 820.000-Rp. 2.100.000 (Rp. 60.000-Rp.150.000X14). Sebenarnya untuk pemeriksaan kehamilan cukup 1X dalam 3 bulan pertama,1X dalam 3 bulan kedua, dan 2X dalam 3 bulan terakhir. Hal ini sudah diketahui efektif yang terpenting adalah kualitas layanannya. Kalau kita konversi ke rawat jalan cukup 4X saja maka potensi keuangan yang dimasukkan kerekening khusus Rp. 400.000 (bila dibidan) dan untuk spesialis sekitar Rp. 1.350.000-Rp. 2.500.000. Ini tidak termasuk bila dilakukan pemeriksaan USG 4 dimensi (Rp. 150.000-Rp.400.000) yang kepentingannya untuk apa? Untuk dokternya atau pasiennya? Idealnya sewaktu pemeriksaan hamil tanya kondisi kehamilannya sebanyak mungkin karena anda sudah bayar. Tanya bagaimana kondisi dan perkembangan bayinya, apakah ada kelainannya, bagaimana prediksi 3 bulan ke depan, bagaimana asupan gizinya, bagaimana kondisi siibu, apa saja nasehat yang diperlukan. Mengapa anda harus bayar mahal kalau hanya diberi waktu 5 menit tanpa konsultasi. Wow!!!

Yang kedua adalah frekuensi kunjungan ke Mall. Pada saat ini di Palembang masih sangat sedikit tempat hiburan akhir pekan. Hampir 90% orang menghabiskan waktunya di Mall. Rata-rata perempuan ke Mall 4X dalam sebulan. Bila anda pergi ke Mall pernahkah cuma numpang kentut saja? Rasanya tidak, minimal jalan-jalan dan makan.Untuk satu kali ke Mall orang rata-rata menghabiskan uang Rp. 50.000-Rp.100.000 (9 bulan= Rp.1.800.000-Rp.3.600.000) bila hanya makan saja. Bila ditambah dengan belanja ringan (yang kadang-kadang tidak perlu) sekitar Rp. 50.000-Rp. 150.000 (9 bulan= Rp.1.800.000-Rp.5.400.000). Jika kita mengurangi 1X saja kunjungan ke Mall dalam satu bulan tanpa mengurangi gaya hidup, maka potensi uang yang masuk rekening khusus sekitar Rp.450.000-Rp.900.000, bila ditambah makan sekitar Rp.450.000-Rp.1.350.000 (total Rp.900.000-Rp.2.250.000) Wow!!!. Keuntungan bila kita mengurangi kunjungan ke

Mall bagi ibu hamil antara lain; menghindari penularan penyakit, mengurangi stress, menghindari kemungkinan kecelakaan, tidak kelelahan. Kerugiannya hanya diskon lewat, keinginan dibatasi.

Yang ketiga adalah belanja yang cerdas. Kaum perempuan adalah mahluk yang unik. Bila seorang wanita melihat diskon apalagi diskonnya besar dia cenderung menjadi pembelanja yang irrasional.Terkadang dia lupa dengan tujuan belanjanya dan yang dibeli tidak dibutuhkan. Hati-hatilah ke Mall. Karena Mall itu adalah perampok dompet anda yang paling dahsyat. Kadang-kadang tanpa disadari isi dompet anda keluar sendiri tak terkontrol. Apalagi sebagian besar wanita ingin dikatakan tampak kaya, tampak cantik, tampak mampu, tampak up to date, eksklusif. Sifat ini harus dibayar mahal, demi gaya hidup rela mengeluarkan uang banyak. Padahal siapa yang perduli dengan anda. Berapa banyak orang yang kenal anda di Mall, tidak lebih dari 10 jari anda. Jadi untuk apa anda membuang uang untuk mempertahankan gaya hidup (biar tampak kaya). Ibu-ibu hamil bila ke Mall biasanya belanja perlengkapan pakaian dan kelengkapan bayi. Disini penyakit ingin tampak kayanya sering kambuh. Dia selalu belanja yang terbaik (mahal) untuk anaknya, padahal anaknya tidak pernah tahu dan tidak bisa membedakannya. Mereka sering berpikir bahwa apa yang dipakai anaknya akan menunjukkan siapa ibunya. Dengan belanja cerdas cukup dengan melihat saja kemudian cari digrosirnya. Anda akan mendapatkan potensi keuangan masuk kerekening khusus sekitar Rp. 300.000-Rp. 1.000.000 (pakaian, box bayi, kereta dorong, perlengkapan makan, mainan). Ironisnya terkadang barang-barang yang dibeli tidak terpakai karena ketika setelah kelahiran banyak mendapat hadiah dari orang lain. Bahkan barang-barang dari hadiah ini diberikan kembali sebagai kado untuk yang melahirkan juga. Astaga!!!

Yang keempat adalah telepon genggam. Hati-hati dengan telepon genggammu.Telepon genggammu adalah drakulamu! Dahulu sewaktu telepon genggam belum ada orang-orang tidak merasa banyak kesulitan untuk berkomunikasi, cukup dengan telepon rumah atau umum. Ketika telepon genggam menyerbu negara ini, semua orang menjadi orang yang tampak sibuk. Pertama kali dikenalkan harganya cukup mahal dan menjadi bagian gaya hidup dan menunjukkan status pemakainya. Setelah harganya menjadi lebih murah, semua orang bisa memilikinya. Namun dampaknya cukup dahsyat karena setiap orang harus membuat anggaran khusus (pengeluaran rutin) untuk telepon genggamnya. Hampir setiap orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua memakai telepon genggam. Setiap perusahaan berlomba-lomba membuat produk terbaru. Semakin mahal maka aplikasi dan fiturnya makin lengkap. Ironisnya kebanyakan orang membeli fitur yang mahal tetapi tidak pernah memakainya, padahal telepon genggamnya hanya untuk menelepon, sms dan foto saja. Tetapi hal ini sah-sah saja karena untuk tampil kaya harus dibayar mahal. Tidak lama ini kemudian dikenalkan fitur terbaru yang sudah dipaketkan dengan handsetnya yaitu kemampuan e-mail. Padahal dia sendiri belum punya account e-mail, kalaupun ada orang juga tidak tahu. Ironisnya keseharian dia tidak pernah pakai e-mail. Lengkaplah sudah. Pada saat ini masing-masing operator sedang gencar-gencar mempromosikan produknya yang termurah. Padahal kalau dipikir dengan akal sehat mana ada operator yang mau rugi. Berita terakhir dari Koran Kompas mengatakan bahwa walaupun telkomsel telah memotong biaya percakapan dari Rp.1000 menjadi Rp.300 mereka tetap mendapatkan keuntungan tiga kali dibandingkan tarif normal. Karena walaupun tarifnya diturunkan ternyata jumlah waktu pemakaian menjadi lebih lama (Kompas 6 Juli 2009). Kalau kita mau belajar sebenarnya semua produknya hampir sama cuma dikemas dalam bentuk yang berbeda. Secara garis besar dibagi dua yaitu GSM dan CDMA. Berdasarkan cara bayarnya ada dua yaitu prabayar dan paskabayar. CDMA lebih murah dari GSM tetapi kualitas layanannya dibawah GSM. Sedangkan menurut cara bayarnya paskabayar sebenarnya lebih murah. Bila anda memakai paska bayar anda lebih hemat sekitar Rp. 15.000/bulan (asumsi tidak dipakai, 9 bulan= Rp.135.000). Dengan mengontrol pemakaian hemat 20%/bulan potensi uangnya sekitar Rp.180.000 (rata-rata pemakaian Rp.100.000) totalnya Rp. 315.000. Kalau anda memakai dua handphone atau dua nomor perdana potensinya sekitar Rp.630.000. Dan bila suami juga dihitung akan menjadi Rp. 1.260.000/9 bulan. Sedangkan bila blackberrynya juga distop akan menjadi sekitar Rp. 1.980.000-Rp.2.610.000. Wow!!!

2. UBAHLAH KEBIASAAN ANDA !!!

Yang paling utama adalah kebiasaan suami merokok. Hampir 60% pasangan suami istri mempunyai pasangan yang memiliki kebiasaan merokok. Secara medis apapun alasannya merokok tidak baik untuk kesehatan, baik bagi siperokok maupun orang lain yang menghisap asapnya. Kenyataannya sipabrik pembuat rokok sendiri sudah dari awal mengatakan bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan. Anehnya hal ini tetap dilakukan dan dikerjakan bertahun-tahun. Memang tidak semua orang merokok akan mengalami kanker paru-paru, tetapi apakah setelah mengalami kanker paru-paru baru menyesali akibat dari rokok? Sudah terlambat! Bagi ibu-ibu hamil sipabrik pembuat rokok pun sudah mengatakan bahwa merokok dapat menyebabkan kecacatan dan kerusakan pada janin. Kata-kata ini bisa kita lihat dipapan-papan iklan semua produk rokok, mulai dari ukuran yang kecil sampai yang seukuran bangunan ruko. Kalau kita mau berhitung berapa jumlah uang perdetik, permenit, perjam, perhari, perbulan dan seterusnya yang habis dibakar untuk rokok??? Menghitung angka nolnya saja susah. Bagi ibu hamil sendiri itu sangat berbahaya untuk kehamilannya. Bila ada suami yang merokok sedangkan istrinya sedang hamil itu sama saja sedang berusaha merusak calon anaknya sendiri.Terlalu naïf. Pada saat ini di pasaran telah tersedia bermacam-macam merek rokok. Mulai dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Mulai dari produk lokal sampai merek impor. Harga rokok bervariasi mulai dari Rp.6.000 perbungkus sampai Rp. Rp.20.000 perbungkus. Bagi kaum laki-laki kadang-kadang merek rokok tertentu menjadi simbol penanda status sosial seseorang. Kalau status sosial seseorang meningkat biasanya juga merek rokoknya juga berubah. Dalam kehamilan kalau sisuami mau menunda kebiasaan merokoknya selama 10 bulan saja itu dapat menjadi sumber keuangan yang potensial. Kalau tadinya biasanya merokok dua bungkus kemudian dikurangi menjadi satu bungkus dan yang satu bungkus menjadi tidak merokok sama sekali. Sulitkah? Pada dasarnya tidak, bila kita mau dan membuat komitmen bagi dirinya, istrinya dan anaknya. Kembali lagi pada perubahan pola pikir bahwa memberhentikan kebiasaan merokok itu pasti bisa!!! Tidak ada yang tidak bisa, yang ada hanyalah orang yang malas dan tidak mau berusaha.

Dengan menunda kebiasaan merokok selama 10 bulan, potensi keuangan yang dapat dimasukkan kerekening khusus tadi bisa sekitar Rp.1.800.000 (Rp.6.000X30 hariX10 bulan) sampai Rp.3.000.000 (Rp.10.000X30 hariX10 bulan). Wow!!! Selain itu sisuami dapat terhindar dari kanker paru-paru, hidup lebih sehat dan janinnya berkembang baik. Kenapa tidak??? Padahal dengan uang Rp.1.800.000-Rp.3.000.000 sudah cukup sebagai modal untuk berinvestasi kalau tahu caranya.

Yang berikutnya adalah kebiasaan suami keluyuran (hang out) dan kumpul-kumpul bersama temannya selama istrinya lagi hamil. Menurut pengalaman sehari-hari hampir 60% para suami selama istrinya hamil biasanya suka keluyuran (dalam artian yang positif). Frekuensinya minimal satu kali dalam satu minggu. Selama keluyuran (hang out) biasanya kegiatannya berupa ngobrol dan makan. Setiap laki-laki bila keluyuran biasanya menghabiskan uang minimal Rp.50.000. Kalau sisuami mau mengurangi satu kali saja dalam satu bulan tanpa mengurangi gaya hidupnya, dalam sembilan bulan potensi keuangan yang dapat dimasukkan kedalam rekening khusus sekitar Rp.450.000 (uang yang cukup). Keuntungannya bagi sisuami antara lain; hemat bensin/ongkos, rasa aman bagi siistri,tahu kondisi perkembangan kehamilan istrinya,dan termotivasi untuk menambah penghasilan karena stimulus kehamilan istrinya.

Selama kehamilan biasanya sicalon ibu berusaha menambah pengetahuannya dengan membeli buku,majalah dan tabloid yang berisi tentang masalah kehamilan. Selain itu membeli untuk menambah wawasan untuk mengisi kekosongan waktu. Pada kehamilan anak pertama biasanya mereka lebih antusias seperti lapar akan pengetahuan. Pengeluaran untuk belanja buku, majalah dan tabloid ini rata-rata sekitar Rp.30.000-Rp.50.000 perbulan. (9 bulan= Rp.270.000-Rp.450.000). Kalau siibu mau mengurangi porsi majalahnya satu saja dan selektif cari yang efektif maka dalam satu bulan dia dapat memasukkan potensi keuangan kerekening khususnya sekitar Rp.90.000 (Rp.10.000X9 bulan, lumayan). Malah yang lebih efektif bila dia bisa ikut seminar-seminar tentang kehamilan mulai yang gratisan sampai yang berbayar (cukup murah Rp.250.000/ 1Xseminar) karena ada interaksi tanya jawab dengan ahlinya.

3. PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA YANG BENAR !

Hampir sebagian besar keluarga belum mempunyai cara pengelolaan keuangan keluarga yang baik. Masih banyak keluarga yang setiap bulannya tidak bisa menyisihkan uangnya untuk tabungan dan investasi. Kalaupun bisa itu hanya untuk membayar tagihan-tagihan yang memang harus dikeluarkan, misalnya untuk sekolah anak, cicilan rumah, cicilan mobil. Mereka mengatakan hampir sama “mana bisa, untuk makan saja sudah pas-pasan bagaimana mau nabung/investasi”. Yang lain mengatakan bisa tetapi kalaupun ada hanya sisanya atau cuma sedikit.

Pola lama Pola yang baik

Belanja rutin:

Biaya makan, pakaian, bensin/ongkos

Tabungan/investasi

Bayar tagihan:

Listrik,telepon, PAM, pajak, sekolah anak, cicilan rumah/mobil,kredit barang,dll

Belanja rutin:

Biaya makan, pakaian, bensin/ongkos

Tabungan/investasi

Bayar tagihan:

Listrik,telepon, PAM, pajak, sekolah anak, cicilan rumah/mobil,kredit barang,dll

Kalau kita memakai pola lama kita akan kesulitan menabung, karena hampir sebagian besar biaya dihabiskan untuk kebutuhan hidup. Kalaupun bisa biasanya hanya sisanya saja, bahkan sampai tak tersisa. Pada pola yang lama kita tidak akan termotivasi untuk menabung/investasi, karena dari pola anggarannya menabung/investasi bukanlah prioritas utama. Sebagian besar mengatakan kami mau menabung/investasi tapi tidak ada sisa. Ironisnya biasanya pengeluaran terbesarnya adalah untuk kebutuhan hidup. Seringkali kebutuhan hidup ini melebihi dari besarnya penghasilan. Sering orang tidak menyadari bahwa yang dikatakan kebutuhan hidup itu terdiri dari biaya hidup dan gaya hidup. Biaya hidup itu memang betul-betul diperlukan sedangkan gaya hidup belum tentu. Karena antara gaya hidup dan biaya hidup tipis sekali bedanya. Sebagian besar orang juga lebih senang membelanjakan uangnya untuk hal-hal konsumtif seperti beli mobil, motor baru, telepon genggam terbaru, televisi layar datar baru, pakaian model terbaru daripada untuk menabung/investasi. Akhirnya uang pemasukannya kurang atau habis yang biasanya disebabkan oleh gaya hidup kita bukan oleh biaya hidup kita. Bahkan ada yang lebih parah lagi yaitu menggadaikan masa depan demi gaya hidup contoh beli HP, TV dengan menyicil. Kalau mau jujur mari kita lihat lagi pengeluaran kita dibulan lalu hampir 30-40% terdiri dari sesuatu yang bisa ditunda bahkan tidak kita perlukan sama sekali.

Bila kita memakai pola baru kita akan jauh lebih baik. Prinsipnya adalah bayarlah dirimu terlebih dahulu. Jadi dari penghasilan/pemasukan disisihkan terlebih dahulu untuk tabungan/investasi. Baru dibagi untuk pengeluaran biaya hidup dan tagihan. Jika kita memakai pola ini kita harus konsisten! Dana tabungan/investasi tidak boleh diganggu. Bila biaya hidupnya kurang kita akan melakukan koreksi dimana pos-pos pengeluaran yang bisa diatur kembali dan gaya hidup mana yang harus dikurangi/dibuang. Kalaupun masih kurang maka kita akan termotivasi untuk mencari tambahan pemasukannya. Sehingga pada keadaan bagaimanapun kita tetap punya tabungan bukannya malah berhutang demi gaya hidup yang tidak perlu. Untuk kolom tabungan/investasi bisa kita gunakan kemudian, misalnya untuk pensiun, pendidikan anak, biaya kelahiran anak. Rumusnya sederhana, adalah menekan dan menambah. Tekan pengeluaran anda dan tambah penghasilan kita. Hiduplah dengan maksimum 80% dari penghasilan dan 20%nya disisihkan untuk tabungan/investasi. Sangat sederhana!

Kalau kita asumsikan bahwa penghasilkan rata-rata minimal penduduk Kota Palembang berdasarkan UMR Rp. 800.000, berarti dia dapat menyisihkan sekitar Rp.100.000/bulan. Kalau dipersiapkan selama 10 bulan artinya punya tabungan sekitar minimal Rp.1.000.000. Wow!. Kalau ada yang bilang wah itu sulit. Apanya yang sulit untuk HP saja yang terkadang tidak perlu bisa, malah lebih dari Rp.100.000/bulan. Bila anda sudah disiplin malah persentasenya bisa dinaikkan sampai 30% bahkan lebih (Rp.3.000.000). Dan besarannya ini tergantung dari besarnya penghasilan perbulan. Semakin besar penghasilan akan semakin besar pula tabungannya apalagi kalau persentasenya diperbesar. Wow!!!

Dari tiga cara sederhana ini saja, dengan asumsi perhitungan yang minimal saja kita sudah mempunyai potensi keuangan yang masuk rekening khusus sekitar Rp.5.570.000 (asumsi terkecil)- Rp.12.400.000. Wow!!!. Dengan potensi keuangan sebesar ini rasanya kalau hanya untuk melahirkan dengan cara normal biaya ini lebih dari cukup. Besarnya biaya persalinan ini jelas sesuai dengan standar hidup kita masing-masing.

4. MENAMBAHAH PENGHASILAN

Pada saat ini banyak sekali usaha sampingan yang dapat menambah sumber penghasilan keluarga. Tetapi sebagian besar orang belum tahu caranya. Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan dengan mudah sekali. Modal utamanya hanyalah kemauan.

Yang pertama adalah cintailah sampah anda. Kalau kita perhatikan para ibu setiap hari belanja ke pasar, pulangnya membawa belanjaan yang dibungkus kantong plastis dan kertas. Kalau kita asumsikan setiap belanja membawa 3-4 kantong plastik dan kertas ukuran kwarto 3-4 lembar/hari dalam satu bulan akan menjadi 90-120 kantong plastik dan 90-120 lembar kertas. Bila ini dilakukan konsisten dikumpulkan dalam satu tahun bisa menjadi 1080-1440 plastik dan 1080-1440 lembar kertas. Ini belum termasuk bila belanja ke Mall, beli minuman mineral botol plastik,termasuk yang tidak terpakai di rumah. Bila konsisten dan rajin, jenis sampahnya dipisahkan khusus untuk plastik dan kertas dan dikumpulkan, hasilnya lumayan bila dijual. Tetapi sebagian besar orang merasa hina, jijik, aneh, turun derajatnya. Padahal pekerjaan yang paling hina, menjijikkan, aneh dan dapat menurunkan derajat adalah mencuri, tapi orang lebih suka melakukannya. Inilah keanehan dunia yang kedelapan. Kalau kita mau membuka mata lebar-lebar anda dapat melihat bahwa sampai saat ini banyak sekali orang menjadi jutawan dan menjadi sumber penghidupannya. Dan orang-orang ini tidak hidup di atas sampahnya malah sedang jalan-jalan di luar kota atau bahkan di luar negeri. Sedangkan orang-orang yang tadinya kelihatan terhormat dan derajatnya tinggi malah sekarang banyak menjadi sampah di masyarakat. Naifnya malah sekarang banyak dari mereka malah tinggal di penjara!.

Yang kedua adalah menjadi broker property kecil-kecilan. Mungkin ada yang aneh mendengarnya. Jawabannya adalah tidak!. Kalau kita mau di lapangan banyak sekali investor property yang kekurangan informasi mengenai property yang akan dijual. Wow!!!. Ini adalah kesempatan emas!!!. Dengan usaha sedikit saja berani membantu orang yang akan menjual property dan menawarkan komisi bila propertynya terjual satu persen (1%) saja apa yang akan anda bayangkan.Besarnya potensi keuangan yang akan anda dapatkan tergantung dari nilai propertynya. Fantastis dan nilainya mungkin tak pernah anda bayangkan dan tidak sebanding bahkan melebihi penghasilan anda bertahun-tahun. Kabar baiknya kesempatan ini terbuka lebar di lapangan. Banyak sekali investor yang membutuhkan orang-orang yang mau memberitahukan ada property yang akan dijual apalagi property itu sangat murah. Kalaupun itu ditolak oleh yang punya property apa ruginya bagi anda. Modal? tidak ada Cuma omongan saja. Harga diri? Tidak! Sama saja dengan anda menawar pakaian di Mall, kalau anda tidak jadi membeli apa ruginya. Caranya dengan bergabung dengan keanggotan investor. Di lapangan bahkan tanpa biaya sama sekali.Yakinlah banyak orang yang mau anda bantu.

Yang ketiga dengan menjadi member (keanggotaan) MMD. Bila anda menjadi member MMD banyak sekali keuntungan yang anda dapat. Pertama dengan menjadi member MMD anda dapat mengikuti seminar gratis yang diadakan oleh MMD event organizer. Kedua setiap anda mengajak lima orang yang mau mengikuti seminar dan membayar seharga tiket akan mendapatkan uang sebesar Rp. 250.000. Kemudian ketiga bila peserta seminarnya lebih dari 138 orang akan mendapat bonus sampai Rp. 100.000. Seandainya anda ikut rutin sampai delapan kali seminar saja akan mendapatkan minimal Rp. 2.000.000. Hari ini siapa yang mau memberi uang Rp. 2.000.000 cuma-cuma? Selain itu anda akan mendapat banyak informasi mengenai peluang investasi yang sederhana.
Yang keempat dengan cara berkebun emas (
http://KebunEmas.com/?id=anhar). Kedengarannya seperti sesuatu yang aneh? Jawabannya tidak dan bisa!. Selama ini orang mengetahui investasi diemas dengan cara beli, simpan dan tunggu sampai harganya naik kemudian dijual. Bagi orang-orang yang mengerti emas mengatakan bahwa emas tidak membuat orang menjadi kaya tetapi emas membuat orang tetap kaya. Tetapi bagi orang-orang yang mengetahui caranya berkebun emas ternyata memang bisa membuat orang menjadi kaya selain sebagai perlindungan investasi. Pada investasi emas murni minimal dengan 5g saja selama 7 bulan bisa mendatangkan profit lebih kurang Rp.800.000 (asumsi harga emas tetap). Coba kita bandingkan dengan deposito di bank. Harga emas murni 5g saat ini (8 Juli 2009) setara dengan Rp.1.575.000. Bila uang tersebut didepositokan di bank dengan suku bunga saat ini 6%/tahun maka selama tujuh bulan hanya menghasilkan Rp.55.125. Inipun belum dipotong pajak dan biaya administrasi. Wow sangat menarik sekali apalagi bila harga emas naik lebih dari 30%. Potensi keuntungannya lebih dari 300% ditambah modal tetap utuh. Daripada menyimpan emas perhiasan di rumah yang tidak/jarang dipakai lebih baik emasnya disekolahkan saja. Kabar baiknya kalau kita melihat sejarahnya dalam10 tahun terakhir harga emas cenderung naik tiap tahun (1998-2008= 7,5X). Selain itu emas sangat likuid sehingga bisa kapan saja dicairkan uangnya.
Yang kelima yaitu dengan menggunakan internet. Sekarang ini tidak ada lagi orang yang tidak kenal dengan istilah internet. Memang cara ini agak rumit dan membutuhkan kesabaran yang tinggi, tetapi bila berhasil potensi keuntungan sangat tak terbayangkan. Caranya dengan membuat sebuah blog di Google kemudian disisipkan dengan iklan, maka setiap iklan ini diklik oleh pengunjung akan dibayar oleh Google $5 perklik. Coba bayangkan bila dalam sehari diklik oleh lima orang saja maka dalam satu bulan anda akan mendapatkan penghasilan $750 ($1= Rp.10.000 setara dengan Rp. 7.500.000). Disamping itu kalau kita rajin anda dapat berbisnis dengan modal kecil dengan bergabung dengan program affiliasi atau reseller
(http://www.formulabisnis.com/?id=kemasanhar). Dalam program ini potensi keuntungannya sangat besar. Besarnya keuntungan tergantung dari seberapa aktif anda mempromosikan programnya. Keuntungannya antara lain mendapatkan berbagai tips dan ilmu bermanfaat, selain itu modal awal dapat kembali bila anda menjualnya kembali, selain itu juga keuntungannya bisa berlipat-lipat. Ada lagi program yang hanya perlu klik iklan saja (http://bux.to/?r=kemasanhar). Setiap klik yang anda lakukan dibayar dengan dolar. Ampun dah kalau masih ada orang bilang cari uang masih susah?. Fantastis anda cukup goyang kaki,cek blognya dapat uang. Dahulu hal ini tidak terpikirkan sekarang jadi kenyataan. Dan ini bukan berita bohong-bohongan, sudah banyak orang menjadi kaya dengan cara ini. Jadi kesimpulannya untuk mendapatkan uang tambahan sebenarnya mudah asal ada kemauan. Bila anda mengatakan sulit, makanya semuanya akan menjadi sulit. Semuanya ada ditangan anda dan keputusan ada ditangan anda mau berubah atau tidak

SEE YOU IN THE NEXT ARTICLE. BE SMART PEOPLE!

2 Komentar:

Pada 25 Juli 2009 pukul 19.10 , Blogger agustri mengatakan...

Luar biasa kakanda! Semoga Allah selalu memberi Hidayahnya Amien! Sukses!

 
Pada 1 Agustus 2009 pukul 07.25 , Blogger muhajir_santoso mengatakan...

Informasi yg sangat bagus sekali, mengingatkan bahwa hidup ini harus ada perhitungan. Banyak sekali usaha-usaha sampingan yg bisa kita jalankan dan menghasilkan uang yg cukup lumayan. Disamping beberapa cara yg dibeberkan Pak Anhar, ada satu lagi peluang usaha yg hanya bermodal 20 ribu rupiah saja. Lebih jelasnya bisa dilihat di www.freeharta.com/?ref=1524

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda